Pengertian, Teknik Pengambilan, Langkah-Langkah serta Kekurangan dan Kelebihan Teknik Probability Sampling





Probability Sampling

Pengambilan sampel probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang paling umum untuk studi opini publik, polling pemilu, dan studi lain yang hasilnya akan diterapkan pada populasi yang lebih luas. Sehingga dalam hal ini haruslah memberi keterangan bahwa metode penelitiannya harus mewakili populasi yang lebih luas. Seperti populasi seluruh negara, atau kecil, seperti wanita muda yang tinggal di kota tertentu.

1.      Pengertian Probability Sampling

Probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang menggunakan beberapa bentuk pemilihan acak. Untuk mendapatkan metode pemilihan acak, seorang peneliti harus menyiapkan beberapa proses ataupun prosedur yang memastikan bahwa unit yang berbeda dalam populasi kita memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih.

Adapun definisi probability sampling menurut para ahli, antara lain:

Sugiyono (2014), Probability sampling ialah sebagai teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.

2.      Teknik Probability Sampling

Ada beberapa teknik atau metode pengambilan sampel yang termasuk dalam sampling probabilitas, diantaranya yaitu:

a.      Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel acak sederhana dianggap sebagai metode pengambilan sampel probabilitas yang paling mudah. Untuk melakukan pengambilan sampel acak sederhana, yang harus dilakukan peneliti adalah memastikan bahwa semua anggota populasi dimasukkan dalam daftar induk, dan subjek dipilih secara acak dari daftar induk ini.

Dalam sampel acak sederhana adalah setiap anggota populasi diberi pengenal seperti nomor, dan mereka yang terpilih dalam sampel diambil secara acak, seringkali menggunakan program perangkat lunak otomatis

b.      Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Stratified Random Sampling)

Pengambilan sampel acak bertingkat juga disebut sebagai sampel acak proporsional. Dalam pengambilan sampel ini, subjek awalnya dikelompokkan ke dalam klasifikasi yang berbeda seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau status sosial ekonomi. Penting untuk diperhatikan bahwa klasifikasi ini tidak boleh memiliki subjek yang tumpang tindih.

Dari sini, peneliti secara acak memilih daftar akhir subjek dari berbagai kategori yang ditentukan untuk memastikan sampel yang lengkap.

c.       Pengambilan Sampel Acak Klaster/Area (Cluster/Random Sampling)

Pengambilan sampel secara acak kelompok (kluster) dilakukan jika ukuran populasi terlalu besar untuk melakukan pengambilan sampel acak sederhana.

Dalam pengambilan sampel klaster, suatu populasi dibagi menjadi klaster yang unik, namun mewakili kelompok yang beragam. Misalnya, kota sering digunakan sebagai klaster. Dari daftar cluster, nomor terpilih dipilih secara acak untuk mengikuti studi.

Sehingga bisa dikatakan bahwa metode pengambilan sampel yang satu ini dapat dilakukan ketika kita harus mengambil sampel populasi yang disalurkan ke wilayah geografis yang luas, sehingga kita harus menjangkau banyak wilayah secara geografis untuk mendapatkan setiap unit yang kita sampel.

d. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)

Pengambilan sampel acak sistematis sering dibandingkan dengan perkembangan aritmatika di mana perbedaan antara dua angka berurutan memiliki nilai yang sama. Misalnya, jika seorang peneliti yang memeriksa sebuah klinik yang memiliki 100 pasien, langkah pertama dalam pengambilan sampel acak sistematis adalah memilih bilangan bulat yang lebih kecil dari jumlah total populasi. Ini akan menjadi pelajaran pertama.

 

Dari contoh ini, mari kita pilih subjek nomor 4. Langkah selanjutnya adalah memilih bilangan bulat lain, yang akan menjadi jumlah individu di antara subjek. Misalkan kita memilih 6 dalam contoh ini. Dengan melakukan proses di atas maka subjek penelitian kami adalah pasien 4, 10, 16, 22, 28, dst.

Dengan menggunakan sampel sistematis, peserta dipilih untuk menjadi bagian dari sampel menggunakan interval tetap. Misalnya, jika menggunakan interval 5, sampel dapat terdiri dari orang kelima, 10, 15, dan 20, dan seterusnya dalam daftar.

e.       Pengambilan Sampel Multi-Tahap (Multi-Stage Sampling)

Empat metode yang telah kita bahas sejauh ini dilakukan secara sederhana, bertingkat, kluster, dan sistematis. Dalam penelitian sosial terapan yang paling nyata, kita akan menggunakan metode pengambilan sampel yang jauh lebih kompleks daripada variasi sederhana ini.

Prinsip terpenting di sini adalah kita dapat menggabungkan metode sederhana yang dijelaskan sebelumnya dalam berbagai cara berguna yang membantu kita menangani kebutuhan pengambilan sampel dengan cara yang seefisien dan seefektif mungkin. Saat kita menggabungkan metode pengambilan sampel, kita dapat menyebutnya pengambilan sampel multi-tahap.

Atau dengan kata lain, pengambilan sampel multi-tahap melibatkan kombinasi dari dua atau lebih metode pengambilan sampel probabilitas yang diuraikan di atas. Dengan penelitian yang lebih maju, hanya menggunakan satu bentuk pengambilan sampel probabilitas tidak memastikan pengacakan diperlukan untuk memastikan keyakinan pada hasil.

Dengan menggabungkan berbagai teknik pengambilan sampel probabilitas pada berbagai tahap inisiatif penelitian, peneliti dapat mempertahankan keyakinan bahwa mereka mengurangi bias sebanyak mungkin.

3.      Langkah Pengambilan Sampel Probabilitas

Terdapat beberapa langkah yang perlu kita perhatikan dalam pengambilan sampel probabilitas, diantaranya yaitu:

Pilih populasi yang kita minati dengan hati-hati: Pikirkan dengan hati-hati dan pilih dari populasi, orang-orang yang kita percayai pendapatnya harus dikumpulkan dan kemudian masukkan mereka ke dalam sampel.

Tentukan kerangka sampel yang sesuai: Kerangka kita harus terdiri dari sampel dari populasi yang kita minati dan tidak ada orang dari luar yang mengumpulkan data yang akurat.

Pilih sampel kita dan mulai survei: Terkadang sulit untuk menemukan sampel yang tepat dan menentukan kerangka sampel yang sesuai. Meskipun semua faktor mendukung kita, mungkin masih ada masalah yang tidak terduga seperti faktor biaya, kualitas responden, dan kecepatan menanggapi. Mendapatkan sampel untuk menanggapi survei probabilitas secara akurat mungkin sulit tetapi bukan tidak mungkin.

Kapan sekiranya sampling probabilitas digunakan?

Jika kita ingin mengurangi bias pengambilan sampel: Metode pengambilan sampel ini digunakan ketika bias harus minimum. Pemilihan sampel sangat menentukan kualitas kesimpulan penelitian. Bagaimana peneliti memilih sampel mereka sangat menentukan kualitas temuan peneliti. Pengambilan sampel probabilitas mengarah pada temuan berkualitas lebih tinggi karena memberikan representasi populasi yang tidak bias.

Jika populasi biasanya beragam: Peneliti menggunakan metode ini secara ekstensif karena membantu mereka membuat sampel yang sepenuhnya mewakili populasi. Katakanlah kita ingin mengetahui seberapa banyak orang yang lebih memilih wisata medis daripada dirawat di negara mereka sendiri. Metode pengambilan sampel ini akan membantu memilih sampel dari berbagai strata sosial ekonomi, latar belakang, dan lain-lain. Untuk mewakili populasi yang lebih luas.

Untuk membuat sampel yang akurat: Probability sampling membantu peneliti membuat sampel yang akurat dari populasi mereka. Peneliti menggunakan metode statistik yang terbukti untuk menggambar ukuran sampel yang tepat untuk memperoleh data yang terdefinisi dengan baik.

4.      Kelebihan Pengambilan Sampel Probabilitas

Setiap metode pengambilan sampel probabilitas memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut:

·         Pengambilan sampel cluster: kenyamanan dan kemudahan penggunaan.

·         Pengambilan sampel acak sederhana: membuat sampel yang sangat mewakili populasi.

·         Pengambilan sampel acak berstrata: menciptakan strata atau lapisan yang sangat mewakili strata atau lapisan dalam populasi.

·         Pengambilan sampel sistematis: membuat sampel yang sangat mewakili populasi, tanpa perlu generator nomor acak.

 

5.      Kekurangan Pengambilan Sampel Probabilitas

Akan tetapi, ada pula beberapa kekurangan dalam pemilihan sampel probablitias, yaitu:

·         Pengambilan sampel cluster: mungkin tidak berfungsi dengan baik jika anggota unit tidak homogen (yaitu jika mereka berbeda satu sama lain).

·         Pengambilan sampel acak sederhana: membosankan dan memakan waktu, terutama saat membuat sampel yang lebih besar.

·         Pengambilan sampel acak bertingkat: membosankan dan memakan waktu, terutama saat membuat sampel yang lebih besar.

·         Pengambilan sampel sistematis: tidak seacak sampel acak sederhana,

 

6.      Contoh Probability Sampling

Jumlah penduduk di Negara A sebanyak 330 juta. Hampir tidak mungkin mengirim survei ke setiap individu untuk mengumpulkan informasi. Gunakan pengambilan sampel probabilitas untuk mengumpulkan data, meskipun kita mengumpulkannya dari populasi yang lebih kecil.

 

Link Download
27kb - .doc
Artikel Lainnya

Tidak ada komentar: