JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
Nama : Reza Rizki Maulana
NIM : 2108170057
Kelas : 4C
Mata
Kuliah : Sanggar Bahasa
Dosen
Pengampu : Dr. H. R Hendaryan,
Drs., M.M
No. 1 Identifikasi
Masalah dalam bidang Fonologi
Kesalahan
berbahasa dalam bidang fonologi biasanya meliputi perubahan bunyi yang diucapkan
atau sama dengan perubahan penyebutan kata (ejaan) yang diucapkan disini saya
mengidentifikasi saudara saya sendiri yang bernama Karima Putri Zahida, dia
berusia usia dua tahun. Berikut hasil analisis kesalahanya
No |
Ujaran |
Bahasa Sebenarnya |
Keterangan |
1 |
Cobek |
Sobek |
Kata yang diucapkan yaitu adanya
pergantian fonem “s” menjadi fonem “c” serta perubahan bunyi, akan tetapi
maknanya tetap sama hanya saja cara pengucapnnya yang berbeda. |
2 |
Ambut |
Rambut |
Kata yang diucapkan yaitu adanya
penghilangan fonem “r” serta perubahan bunyi akan tetapi maknannya tetap sama
hanya pengucapannya yang berbeda |
3. |
Tobeli |
Stroberi |
Kata yang diucapkan yaitu
“tobeli” memang jauh dari kata aslinya tapi memiliki makna sama. Fonemnya
hampir semua diganti kecuali fonem “i” |
No. 2 Identifikasi
Masalah dalam bidang Morfologi
Morfologi
atau ilmu bentuk kata adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang
bagaimana sebuah kata atau terbentuknya sebuah morfem sebagai satuan
gramatikal. Morfologi juga mempelajari tentang pengaruh perubahan bentuk kata
terhadap artian sebuah kata. Dengan kata lain, morfologi itu mempelajari dan menganalisis
struktru, bentuk dan klasifikasi kata. Kata morfologi berasal dari bahasa
Yunani ‘morphe’ yang digabungkan dengan ‘logos’, morphe berarti bentuk dan
logos berarti bentuk dan logos berarti ilmu, jadi berdasarkan makna unsur-unsur
pementukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk kata atau
pembentukan kata.
Berdasarkan
pengertian diatas, contoh morfologi adalah sebagai berikut:
·
Minum
·
Minuman
·
Diminum
·
Terminum
·
Minum-minum
·
Diminumkan
Contoh-contoh
yang berada diatas disebut dengan ‘kata’. Namun, struktur kata-kata tersebut
berbeda-beda. Kata ‘minum’ terdiri atas satu bentuk bermakna. Kata ‘minum,
diminum, dan terminum’ terdiri masing-masing kata tersebut terdiri atas dua
bentuk yang bermakna yaitu –an, di-, ter- dengan kata ‘minum’. Untuk kata
‘Minum-minum’ terdiri atas dua bentuk bermakna diantara kata ‘minum’ dan
‘minum’.
Berdasarkan
contoh diatas, kita dapat mengetahui bahwa bentuk-bentuk atau kata-kata
tersebut dapat berubah dari segi kata dan makna atau artinya karena terjadi
suatu proses. Kata ‘minum’ dapat berubah jadi ‘minuman, diminum, terminum’
karena masing-masing adanya penambahan imbuhan –an, di-, dan ter-, dapat
berubah pula menjadi ‘minum-minum’ karena adanya pengulangan kata.
Perubahan
bentuk atau kata tersebut dapat juga diikuti dengan perubahan atau makna suatu
kata. Kata ‘minum’ termasuk jenis atau golongan kata kerja, sedangkan kata
‘minuman’ termasuk jenis atau golongan kata benda. Dari segi makna kata ‘minum’
maknanya adalah ‘memasukkan sesuatu melalui mulut’, sedangkan ‘minuman’
maknanya adalah ‘semua benda yang dapat diminum’.
No. 3 Identifikasi
Masalah dalam bidang Sintaksis
Identifikasi
masalah dalam bidang sintaksis yaitu mengidentifikasi masalah dalam bidang
frasa dan masalah dalam bidang kalimat atau identifikasi masalah dalam bidang
penataan dan pengaturan kata-kata itu dalam satuan-satuan yang lebih besar,
yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa, kalimat, dan
wacana.
Kalimat
adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki intonasi tertentu
sebagai pemarkah keseluruhan itu. Sebuah kalimat tersebut dapat terbentuk dari
kata, frasa, dan klausa.
No. 4 Identifikasi
Masalah dalam bidang Semantik
Berikut
adalah hasil identifikasi saya mengenai masalah dalam bidang semantik, saya
memberi contoh kata lolos dan lulus merupakan dua kata yang hampir sama dalam
segi bentuk maupun makna. Dari segi bentuk kedua kata tersebut dibedakan oleh
vokal yang membentuknya, yaitu vokal /o/ pada [lolos] dan vokal /u/ pada
[lulus]. Kekurangancermatan pemakai bahasa mengakibatkan kata-kata yang mirip
tersebut tertukar denga yang lain, sehingga menimbulkan kesalahan. Pemakaian
yang salah dapat diperhatikan pada contoh berikut ini.
Bentuk
Tidak Baku
- Narapidana itu lulus dari penjara tadi malam denga merusak terali
jendela
- Benang sebesar itu tidak dapat lolos ke
lubang jarum yang kecil itu.
Jika
dicermati makna kedua kata di atas dapat dijelaska bahwa lolos berarti
keberhasilan melewati bahaya, rintangan, atau upaya penangkapan, sedangkan
lulus berarti keberhasilan melewati
ujian atau memenuhi persyaratan. Jadi pembetulan kedua kalimat di atas sebagai
berikut.
Bentuk
Baku
- Narapidana itu lolos dari penjara tadi malam denga merusak terali
jendela
- Benang sebesar itu tidak dapat lulus ke
lubang jarum yang kecil itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar