- Pengajuan judul skripsi
- Pengajuan proposal skripsi
- Seminar proposal skripsi
- Penelitian
- Setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
- Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.
- Pengajuan judul skripsi/meminta topik skripsi dari dosen
- Penelitian dan bimbingan skripsi
- Seminar
- Sidang
- Revisi
A. Judul
SIKAP
BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS GALUH
B.
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk
sosial yang melakukan interaksi untuk terjalinnya komunikasi. Manusia
menggunakan bahasa sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa bahasa
manusia akan sulit menyampaikan maksud yang ingin disampaikan kepada lawan
bicara. Nababan (1984 : 1) berpendapat bahwa “Bahasa adalah salah satu ciri paling khas
yang manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain”.
Indonesia merupakan
negara yang wilayahnya sangat luas dengan penduduk yang berasal dari berbagai
suku bangsa dan bahasa daerah yang beragam serta latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan sekaligus ciri khas
yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain. Menurut Chaer dan
Agustina, “Berdasarkan peta bahasa yang dibuat oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, ada sekitar 726 buah bahasa daerah dengan jumlah penutur
setiap bahasa berkisar 100 orang (ada di Papua) sampai yang lebih dari 50
Juta.” (1995 : 294). Begitu kayanya Indonesia dengan keragaman suku, bahasa dan
budaya.
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan yakni bahasa yang mampu menjadi jembatan pemersatu
antara suku bangsa yang satu dengan yang lainnya. Tanpa bahasa Indonesia
komunikasi antarsuku tidak akan berlangsung dengan baik karena masing-masing
dari mereka memiliki bahasa daerahnya sendiri. Zaenal dan Amran (2009 : 16)
mengungkapkan bahwa bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian
besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul dalam diri seseorang
adalah bahasa ibu atau bahasa daerahnya. Sehingga bahasa Indonesia dikenal pada
saat mereka mulai memasuki dunia pendidikan.
Pada umumnya masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat bilingual atau dwibahasa, yaitu masyarakat yang
menguasai dua bahasa dalam berkomunikasi. Orang yang dapat menggunakan dua
bahasa atau dalam artian bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan dwibahasaan
(Chaer, 2010 : 85). Selain bahasa daerah, masyarakat Indonesia menguasai bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Kedua bahasa tersebut sering kali digunakan
masyarakat dalam berkomunikasi secara bersamaan. Situasi ini yang menyebabkan
adanya kontak bahasa sehingga saling memengaruhi antara bahasa yang satu
kedalam bahasa yang lain. Tidak menutup kemungkinan saat menggunakan bahasa
Indonesia pengaruh dari bahasa daerah juga terlibat pada saat komunikasi.
Adanya dwibahasa tersebut
akan menuntut masyarakat penutur bahasa memiliki sikap bahasa karena adanya pemilihan
bahasa. Sikap bahasa dapat menentukan kelangsungan hidup suatu bahasa. Anderson
(dalam Chaer & Agustina, 2010 : 150)
mengemukakan bahwa sikap terbagi atas dua macam, yaitu (1) sikap kebahasaan,
dan (2) sikap non kebahasaan, seperti sikap politik, sikap sosial, sikap
estetis, dan sikap keagamaan.
Sikap bahasa adalah tata
keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai
bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang
untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. (Anderson, dalam Chaer
& Agustina. 2010 : 151). Sikap bahasa itu bisa sikap negatif juga sikap
positif tergantung para pengguna bahasa tersebut. Penggunaan bahasa oleh masyarakat
akan memunculkan sikap terhadap bahasa tersebut.
Latar belakang masyarakat
bilingual bahkan multibahasa pada masyarakat Indonesia membuat mereka mampu
berbicara dalam berbagai bahasa antara lain bahasa daerah, bahasa Indonesia dan
bahasa asing. Penggunaan berbagai macam bahasa tersebut mendorong penutur
menggunakan berbagai macam bahasa dalam situasi tertentu. Sehingga penelitian
ini akan memfokuskan kajian pada sikap bahasa.
Mahasiswa adalah salah
satu penutur bilingual atau multilingual. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa pada suatu perguruan tinggi, latar belakang mahasiswanya tidak hanya dari
satu suku bangsa saja tetapi dari berbagai macam suku di Indonesia. Mereka
bersatu dalam naungan satu perguruan tinggi dan bahasa Indonesia sebagai
pemersatu. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan sebagai bahasa
negara, berfungsi sebagai 1) bahasa resmi kenegaraan, 2) bahasa pengantar
didalam dunia pendidikan 3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan 4) alat pengembangan
kebudayaaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar didalam dunia pendidikan menunjukan bahwa kedudukan
bahasa Indonesia sangat penting. Sejalan dengan yang disampaikan Zaenal dan
Amran, (2009 : 14) bahwa
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di
daerah-daerah, seperti daerah Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan
Makasar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai
dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam
pendidikan formal tersebut, khususnya pada perguruan tinggi bermaksud agar
mahasiswa mampu menguasai keterampilan berbahasa dan memiliki jati diri yang
tetap. Mahasiswa diharapkan memiliki
sikap yang baik yang harus ditanamkan sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar
semua kalangan dapat menjungjung bahasa persatuan seperti yang tercantum dalam
sumpah pemuda.
Sikap turut menentukan
perilaku seseorang. Sikap yang baik dalam pembelajaran merupakan hal penting
dalam pendidikan, salah satunya adalah memiliki sikap positif terhadap Bahasa
Indonesia. Sikap yang baik akan menunjukkan kecintaannya terhadap bahasa
Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap
bahasa mahasiswa terhadap bahasa Indonesia.
Pentingnya penelitian
sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia ini didasarkan pada fenomena
penggunaan bahasa Indonesia yang semakin berkurang, khususnya pada kalangan
remaja termasuk juga mahasiswa. Gavin dan Mathiot (dalam Chaer dan Agustina.
2010 : 152) menyatakan bahwa sikap bahasa memiliki 3 Ciri yaitu
Ketiga ciri sikap bahasa
itu adalah (1) kesetiaan bahasa (language
loyalty) yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya,
dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain; (2) kebanggaan bahasa (language pride) yang mendorong orang
mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan
kesatuan masyarakat; (3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm) yang mendorong orang menggunakan bahasanya
dengan cermat dan santun; dan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use).
Ciri yang disebutkan oleh Gavin dan
Mathiot merupakan ciri-ciri sikap positif terhadap bahasa. Berbeda lagi ketika
sikap positif bahasa itu mulai luntur kemudian menghilang dari diri seseorang,
maka sikap negatif terhadap bahasa itu mulai melanda. Melihat fenomena
penggunaan bahasa saat ini, masyarakat bahasa lebih bangga menggunakan bahasa
asing, bahasa alay ataupun gaul dalam berinteraksi.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Galuh tidak hanya berasal dari daerah Sunda saja, tetapi
ada Jawa, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya. Banyak sekali mahasiswa yang
berasal dari luar Ciamis sehingga masyarakatnya beragam. Latar belakang keberagaman
mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Galuh akan memunculkan
mahasiswa yang bilingual bahkan multilingual sehingga harus menentukan sikap
bahasanya.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “SIKAP BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS GALUH”.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang masalah yang sudah dipaparkan, penelitian ini mengangkat rumusan
masalah berupa “Bagaimana sikap bahasa Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Galuh terhadap Bahasa Indonesia?”
D.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sikap bahasa
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Galuh terhadap bahasa
Indonesia.
E.
Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian ini
secara praktis adalah untuk memberikan referensi kepada peneliti selanjutnya.
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat.
1. Bagi
mahasiswa, penelitian ini bermanfaat untuk menanamkan rasa setia, bangga dan
sadar dalam menggunakan bahasa Indonesia khususnya sebagai pengantar
pendidikan.
2. Bagi
pengajar, penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi tentang sikap
bahasa mahasiswa sehingga dapat diketahui seperti apa pengembangan dan peningkatan
sikap berbahasa.
3. Bagi
peneliti, penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan, pengalaman, kemampuan
serta pemahaman tentang sikap berbahasa mahasiswa khususnya dalam situasi
pembelajaran.
F.
Kerangka
Pemikiran
Kerangka
pemikiran merupakan titik fokus dalam melakukan penelitian. Kerangka dapat dijadikan
dasar dan pegangan pokok dalam melakukan sebuah penelitian. Tanpa kerangka
pemikiran sebuah penelitian tidak memiliki arahan dalam pelaksanaan.
Kerangka
pikiran merupakan dasar berpikir bagi peneliti dalam melakukan sebuah
penelitian. Sehingga dalam suatu penelitian memerlukan adanya
pemikiran-pemikiran dan pandangan-pandangan. Ada tiga persyaratan penting dalam
melakukan penelitian menurut Arikunto (2010 : 59), sebagai berikut.
1. Sistematis,
penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana
sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Berencana,
penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur dipikirkan langkah-langkah
pelaksanaannya.
3. Mengikuti
konsep ilmiah, sejak awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara
yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Kerangka
pemikiran ini berhubungan dengan sikap bahasa. Menurut Anderson (dalam Chaer
dan Agustina, 2010 : 151) sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang
relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa,
yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara
tertentu yang disenanginya.
Garvin dan Mathiot (dalam
Chaer dan Agustina. 2010 : 152) menyatakan bahwa sikap bahasa memiliki 3 Ciri
yaitu:
1. kesetiaan
bahasa (language loyalty) yang
mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya, dan apabila perlu
mencegah adanya pengaruh bahasa lain;
2. kebanggaan
bahasa (language pride) yang
mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang
identitas dan kesatuan masyarakat;
3. kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm) yang mendorong
orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun; dan merupakan faktor yang
sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use).
Kerangka
pemikiran penelitian ini apabila dibagankan ialah seperti bagan berikut.
Bagan
1
Kerangka
Pemikiran
Temuan Sikap Bahasa Mahasiswa |
Kesadaran
Bahasa |
Kesetiaan
Bahasa |
Kebanggaan
Bahasa |
Tuturan
Mahasiswa |
Penggunaan
Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia |
G.
Landasan
Teori
1.
Bahasa
Bahasa
sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia, terutama sebagai alat
berkomunikasi dengan masyarakat. Bahasa memiliki peran penting dalam terjadinya
interaksi sosial. Tanpa bahasa komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.
Senada
dengan yang dikemukakan Kridalaksana (Chaer, 2014 : 32) yaitu “bahasa adalag
sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter yang digunakan oleh anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. Sehingga
bahasa sangat diperlukan dalam komunikasi sehari-hari.
2.
Kedwibahasaan
Kedwibahasaan
yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Mackey dan
Fishman (dalam Chaer & Agustina, 2010 : 84) mengemukakan bahwa “bilingualisme
diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya
dengan orang lain secara bergantian”. Biasanya bahasa yang dikuasai pertama
adalah bahasa ibu (B1) kemudian bahasa lain yang dikuasai merupakan bahasa
kedua (B2).
Bilingualisme
adalah Kemampuan seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa dengan sama
baiknya (Bloomfield dalam Chaer dan Agustina, 2010 : 85). Senada dengan yang
dikatakan Bloomfield bahwa seseorang dapat disebut dwiahasaan apabila dapat
menggunakan B1 dan B2 dengan derajat yang sama baiknya.
3.
Kedudukan
dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bagi masyarakat Indonesia. Sejalan dengan
Ikrar Sumpah Pemuda, tanggal 28 oktober 1928 yaitu:
Pertama :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu,
tanah air Indonesia.
Kedua :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa
Indonesia.
Ketiga :
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa
Indonesia.
4.
Sikap
5.
Sikap
Bahasa
H.
METODE
PENELITIAN
Metode adalah bagian dari
penelitian yang menjelaskan tentang cara-cara untuk menyelesaikan suatu
permasalahan dengan baik. Sugiyono (2017 : 2) mengemukakan bahwa “Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode kualitatif adalah metode yang akan
digunakan pada penelitian ini, metode ini mendeskripsikan kata-kata dan
menggambarkan secara terperinci mengenai masalah yang diteliti. Peneliti
menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan sikap berbahasa Indonesia
pada mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia Universitas Galuh.
I.
FOKUS
KAJIAN
Fokus kajian dalam
penelitian ini terfokus pada sikap bahasa mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia
Universitas Galuh terhadap Bahasa Indonesia. Teori sikap bahasa yang akan
digunakan sebagai alat ukur dalampenelitian ini mengacu pada teori menurut
Garvin dan Mathiot (1968). Aspek kajian dalam penelitian ini antara lain 1)
kesetiaan bahasa (language loyalty),
2) kebanggaan bahasa (language pride),
dan 3) kesadaran adanya norma bahasa (awakeness
of the norm). Fokus penelitian bertujuan untuk memfokuskan objek
permasalahan yang akan dikaji agar peneliti mempunyai ruang lingkup yang
permasalahan yang jelas serta tertuju terhadap objek yang diteliti.
Tabel
Fokus
Kajian
Fokus Kajian |
Aspek Fokus Kajian |
Indikator |
Alat Ukur |
Sikap
Bahasa |
Kesetiaan Bahasa |
Mempertahankan
bahasanya Mencegah adanya
pengaruh asing |
Teori
sikap bahasa menurut Garvin dan Mathiot (1968) |
Kebanggaan Bahasa |
Mengembangkan bahasanya Menggunakan bahasa
sebagai identitas |
||
Kesadaran Adanya Norma
Bahasa |
Menggunakan bahasa
dengan cermat Menggunakan bahasa
dengan santun |
J.
DESAIN
PENELITIAN
Desain penelitian
diperlukan dalam sebuah penelitian sebagai penjabaran pola berpikir serta
penjabaran antara kaitan setiap komponen. Desain penelitian merupakan suatu
pola atau rancangan yang dibutuhkan dalam sebuah perencanaan dan pelaksanaan
suatu penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
deskriptif analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan sikap bahasa mahasiswa
pendidikan bahasa Indonesia Universitas Galuh. Desain penelitian ini untu lebih
jelasnya terdapat pada bagan sebagai berikut.
Bagan
Sikap
Bahasa |
Kesetiaan Bahasa |
Kesadaran Bahasa |
Karakteristik Mahasiswa dalam Sikap Bahasa |
Kebanggaan Bahasa |
K.
SUMBER
DATA
Data merupakan suatu hal yang
penting dan dibutuhkan dalam sebuah penelitian, oleh karena itu pengumpulan
data harus benar-benar dipahami oleh peneliti. Sumber data dapat berupa data
atau informasi yang diperlukan oleh peneliti. Data sebagai sumber informasi
atau bahan yang digunakan peneliti yang kemudian diolah secara sistematis untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan. Sumber data dalam
penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia Universitas Galuh.
L.
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini akan
menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya:
1. Teknik
Studi Pustaka
Teknik ini adalah teknik dengan
cara mencari informasi yang sesuai dengan apa yang akan diteliti. Informasi
tersebut didapatkan dari buku-buku yang nantinya akan digunakan sebagai bahan
referensi dalam penelitian.
2. Teknik
Kuesioner (Angket)
Sugiyono (2010 : 199)
mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untukdijawabnya”. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
mahasiswa tentang sikap bahasa.
Instrumen ini terdiri dari 15 pertanyaan dengan menggunakan skala likert dalam
pilihan jawaban.
M.
TEKNIK
PENGOLAHAN DATA
Data yang terkumpul dalam
satu penelitian harus diolah secara benar dan terperinci. Data dianalisis
kemudian dideskripsikan hasil penelitiannya sehingga lebih jelas. Analisis data
yang digunakan untukmengetahui sikap bahasa mahasiswa Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Galuh terhadap bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Mengukur
Skor Item Pernyataan Angket
2. Menghitung
skor angket
N.
PROSEDUR
PENELITIAN
Prosedur penelitian yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Tahap
persiapan
a. Menyiapkan
instrumen pengumpulan data
b. Menyiapkan
buku-buku penunjang penelitian
2. Tahap
pelaksanaan
a. Mengumpulkan
data
b. Mengolah
dan menganalisis data
3. Tahap
pelaporan
a. Penyusunan
laporan penelitian
b. Merevisi
laporan penelitian
c. Menyusun
laporan
O.
JADWAL
PENELITIAN
Link
Via Google Drive - .doc 47kb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar